Pencarian 2 Awak Pesawat Thrust 510 Dihentikan

Rabu, 10 Desember 2014 - 16:50 WIB
Pencarian 2 Awak Pesawat Thrust 510 Dihentikan
Pencarian 2 Awak Pesawat Thrust 510 Dihentikan
A A A
MANADO - Pencarian sisa bangkai pesawat, termasuk dua awak (korban) di dalamnya, yakni Co Pilot Ronny Djasril, warga Pekan Baru, Riau, dan Engineering Pian Sopiah Hadiansah, warga Rancasawo, Bandung, dihentikan sementara.

"Untuk sementara, pencarian dua korban dan bangkai pesawat kami hentikan," ujar Deputi Operasi Basarnas Mayor Jenderal TNI Tatang Zaenuddin, kepada wartawan, Rabu (10/12/2014).

Mulai hari ini, kata dia, di lokasi kejadian sudah steril seperti biasa, dan besok tidak adalagi aktivitas tim penyelamat/pencari. Dihentikannya pencarian, sebab selama seminggu dilakukan penyisiran dan menurunkan tiga alat canggih plus penyelam profesional, tidak ada indikasi bakal ditemukannya dua awak dan sisa bangkai pesawat.

"Namun jika sebaliknya, ada laporan dari pemerintah setempat, masyarakat, maupun aparat. Maka akan dibuka lagi pencarian paling lama tiga hari," jelasnya.

Di lokasi kejadian, semua personel, baik dari kepolisian, TNI, masyarakat (nelayan), pemerintah, bahkan perusahaan pelayaran, semuanya sudah diberikan imbuhan untuk melaporkan jika menemukan puing pesawat maupun korban, agar segera dilaporkan pada SAR setempat atau pemerintah.

"Kami sudah berkoordinasi pada semua personel, maupun pemerintah, hingga perusahaan pelayaran, agar bisa turut membantu jika menemukan ada benda aneh di laut Sulut, maupun di pesisir pantai," ungkapnya.

Dijelaskan Tatang, hasil pencarian selama seminggu. Hanya ditemukan ransel, jaket, topi, laptop, dan beberapa bagian pesawat, seperti dua roda, ekor, dan sejumlah serpihan yang belum diidentifikasi.

"Hasil yang ditemukan itu, hanya pada hari pertama pencarian (2 Desember 2014). Setelah itu tidak ada lagi," jelasnya.

Sekedar diketahui, Pesawat Thrust 510 milik maskapai penerbangan Elang Nusantara Air, jenis pilatus porter dengan dengan register PK-ERL ini, terbang dari Kalimantan, Palu, Gorontalo, Ternate, dan Sorong.

Namun saat sampai di Gorontalo dan hendak menuju Ternate, cuaca buruk terjadi. Akhirnya pesawat pun berbalik arah dan berencana mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado, pada pagi Selasa 2 Desember pukul 10.15 Wita.

Sayangnya, takdir berkehandak lain, sekira pukul 10.30 Wita, pesawat itu putus kontak karena terjatuh di Perairan Kema.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6641 seconds (0.1#10.140)